Ulat Kantong
1 Mahasena corbetti
Ulat kantong Mahasena corbetti
Menyerang daun pada semua tingkat umur tanaman. Ulat hidup di dalam kantong yang terbuat dari potongan dedaunan yang diikat dengan benang-benang dari potongan dedaunan. Panjang ulat bisa mencapai 30 mm, berwarna coklat kemerahan.
2 Metisa plana
Ulat kantong Metisa plana
Ulat jenis ini merupakan salah satu pemakan daun yang paling merugikan di Sumatera dan Malaysia. Panjang ulat 12 mm, berwarna coklat kemerahan. Hidup di dalam kantong, menggantung pada permukaan bawah daun.
Gejala Serangan
Daun tidak utuh lagi, rusak dan berlubang-lubang. Kerusakan helaian daun dimulai dari lapisan epidermisnya. Kerusakan lebih lanjut adalah mengeringnya daun yang menyebabkan tajuk bagian bawah berwarna abu-abu dan hanya daun. Kerusakan akibat hama ini dapat menimbulkan susut produksi sekitar 40%.
Gejala serangan ulat kantong
Pengendalian
- Kelompok-kelompok populasi ulat yang melampaui padat populasi kritis dikendalikan dengan menggunakan virus atau Bacillus thuringiensis.
- Khusus untuk ulat api, dapat dilakukan kombinasi pengendalian stadia ulat dengan virus, pelepasan predator furcellata serta penyebaran inokulum jamur C. Aff. Militaris yang diambil dari areal kelapa sawit lainnya atau dari hasil pembiakan massal laboratorium.
- Penanaman tumbuhan liar seperti bunga air mata pengantin yang berguna bagi imago parasitoid di pinggiran kebun kelapa sawit.
- Apabila pengendalian terpaksa dilakukan dengan insektisida kimia sintetik, yakni pada saat terjadi ledakan populasi yang meliputi hamparan luas dan kepadatan populasinya di atas batas maksimum padat populasi kritis, maka dipilih jenis insektisida yang telah terdaftar dan teknik aplikasi yang seaman mungkin bagi parasitoid dan predator.
- Pada 3-15 setelah pelaksanaan pengendalian (tergantung jenis bahan dan teknik pengendalian yang digunakan), dilakukan evaluasi hasil pengendalian dengan melaksanakan pengamatan efektif ulang terhadap populasi UPDKS.
- Apabila masih dijumpai populasi UPDKS di atas padat populasi kritis, maka harus dilakukan pengendalian ulangan dan kalau perlu dilakukan penggantian jenis bahan serta teknik pengendalian yang dilakukan.
Sumber Pustaka
Rulianti, E. 2010. Pedoman Pengamatan dan Pengendalian OPT Penting Kelapa sawit.Ditlinbun, Ditjenbun