Penggerek Batang/Cabang

a.  Bagian tanaman yang diserang
Batang dan cabang tanaman.

b. Penyebab serangan
Batocera hercules                         

c.  Gejala serangan

  • Terdapat lubang gerekan pada batang dengan diameter 0,5–1 cm, dan pada permukaan lubang gerekan terdapat serbuk-serbuk bekas gerekan.
  • Hama menyerang dengan cara menggerek ke dalam batang pala, sehingga membuat rongga-rongga atau terowongan di dalam batang.
  • Batang pala yang terserang oleh hama ini akan cepat lapuk, sehingga mempercepat kematian pohonnya.

d.  Bioekologi

  • Lundi/larva berada di dalam lubang gerekan pada batang dan terlindung oleh serbuk gerekannya sehingga sulit dijangkau oleh insektisida.

gbr3

e.  Pengendalian

  • Pemangkasan tunas air (wiwilan) sejak tanaman pala masih muda untuk mengurangi kelembaban di sekitar pertanaman pala dan mencegah penyebaran hama.
  • Sanitasi kebun dengan penyiangan gulma di sekitar pertanaman pala.
  • Menutup lubang gerekan dengan pasak kayu atau memasukkan kawat yang dapat ditekuk ke dalam lubang gerekan untuk mengait larva dan membunuhnya.
  • Aplikasi pestisida nabati berupa minyak atsiri, minyak cengkeh, serai wangi, kayu manis dan mimba. Caranya pada lubang gerekan yang aktif dibersihkan secara manual, selanjutnya disemprot dengan pestisida nabati dengan dosis 5–10 ml/l air dan ditutup rapat dengan lilin/bambu/kayu.
  • Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang telah terdaftar. Aplikasi dapat dilaksanakan dengan mencelupkan kapas kedalam larutan insektisida yang akan digunakan, memasukkannya ke dalam lubang gerekan dan menutup lubang.

 

d.  Layu Pembuluh
1.  Bagian tanaman yang diserang
Batang pala.

2.  Penyebab serangan
Ceratocystis sp. (= Thielaviopsis sp.).

3.  Gejala serangan

Gejala khas adalah:  daun layu tapi tidak mendadak, dimulai dari ujung (die-back), selanjutnya daun mengering dan masih menggantung pada bagian tanaman. Kadang pada satu  pohon  ditemukan ada cabang/ranting yang layu sementara cabang lain masih hijau (Gambar 4). Terjadi perubahan warna menjadi hitam pada jaringan pembuluh (Gambar 5).

bgr4

4.  Penyebaran

  • Banyaknya tanaman terserang yang menjadi sumber inokulum/penularan ke tanaman sehat.
  • Adanya kumbang dari famili Scolytidae yang dapat menjadi pembawa penyakit (Gambar 6).

gbr6

5.  Pengendalian

  • Mengaktifkan pengamatan serangan penyakit ini agar pengendalian dapat dilaksanakan pada kesempatan paling dini.
  • Penanaman tanaman berbunga, seperti bunga pukul delapan (Turnera subulata) yang menjadi sumber makanan bagi musuh alami dari hama yang menjadi vektor penyakit.
  • Aplikasi pupuk kandang dengan dosis minimal 20 kg/pohon per tahun ditambah pupuk NPK 1 kg/pohon/tahun.
  • Memotong cabang/ranting yang terdapat kumbang dan membakarnya.