Penggerek Buah Kopi (PBKo)

penggerek buah kopi

Penggerek Buah Kopi (PBKo)-Hypothenemus hampei (Ferr.) (Coleoptera: Scolytiidae)

Pengenalan

Penggerek Buah Kopi (PBKo) dalam bahasa ilmiahnya disebut Hypothenemus hampei (Ferr.) termasuk bangsa kumbang (Coleoptera) berwarna hitam coklat atau hitam mengkilap Kumbang betina yang siap bertelur biasanya muncul dan terbang pada sore hari antara pukul 16.00 — 18.00. Kemampuan terbang kumbang betina bisa mencapai 350 m, sedangkan kumbang jantan tetap tinggal di dalam biji kopi karena tidak bisa terbang.

penggerek_kopi

Gejala Serangan

PBKo menyerang buah kopi pada saat buah bijinya mulai mengeras. Serangga betina meletakkan telurnya di dalam biji, selanjutnya berkembang biak sampai buah kopi dipanen atau gugur karena terlalu masak. Gejala serangan dapat dilihat dengan adanya bekas lubang gerekan pada diskus. Akibat gerekan tersebut biji kopi menjadi berlubang sehingga menurunkan mutu kopi. Kerusakan yang ditimbulkan dapat menurunkan produksi 10-40%. Serangan juga dapat terus berlangsung setelah panen sampai terbawa di penyimpanan (hama gudang), apabila kadar air biji kopi masih tinggi.

Pengendalian

1  Mekanis

a.  Petik bubuk

  • Petik bubuk, yaitu memetik semua buah-buah yang berlubang dan dilakukan setidak-tidaknya setiap satu bulan sekali.
  • Seluruh buah (yang terserang) dikumpulkan kemudian dimusnahkan dengan cara dibenamkan, atau dibakar, sedangkan buah-buah yang masih bisa dimanfaatkan perlu direndam pada air panas selama 5 menit.

b.    Racutan/Rampasan

Merupakan tindakan memetik semua buah kopi yang berukuran Iebih dan 5 mm yang masih berada di pohon pada akhir panen. Tindakan ini bertujuan untuk memutus siklus hidup PBKo.

 c.    Lelesan

Lelesan, yaitu mengambil semua buah-buah yang telah gugur dan dikumpulkan. Buah-buah yang telah terkumpul kemudian dimusnahkan seperti pada tindakan petik bubuk dan rampasan. Tindakan lelesan juga dapat dilakukan bersama-sama dengan petik bubuk dan rampasan. Lelesan bertujuan untuk memutus siklus hidup hama PBKo. Bila ke 3 cara tersebut dipadukan akan membantu menekan serangan hama PBKo. Pengaturan naungan mempengaruhi perkembangan hama PBKo, naungan yang terlalu lembab akan memperbesar intensitas serangan.

2  Biologis

a.  Penggunaan musuh alami terutama untuk kebun kopi yang mempunyai kriteria sebagai berikut :

  • Untuk intensitas serangan < 50%, dikendalikan menggunakan cendawan Beauveria bassiana.
  • Daerah yang mempunyai kelembaban cukup tinggi yaitu terutama diatas 80% dan temperatur ± 25 o

b.    Beberapa parasitoid yang dapat digunakan sebagai musuh alami PBKo, salah satunya adalah Cephalonomia stephanoderis.

Beberapa parasitoid yang dapat digunakan sebagai musuh alami PBKo, salah satunya adalah Cephalonomia stephanoderis.

c.     Penggunaan senyawa penarik (atraktan) seperti Hypotan/Brocap.

Atraktan merupakan senyawa penarik dengan menggunakan tambahan alat perangkap. Sebagian besar siklus hidup PBKo berada di dalam buah kopi, sehingga penggunaan bahan kimia untuk pengendalian hama ini tidak disarankan. Penggunaan bahan kimia dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan seperti terjadinya resurgensi dan resistensi hama sasaran maupun pencemaran Iingkungan hidup.

3  Kultur Teknis

Pencegahan dapat dilakukan dengan memperkuat kesehatan tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan dan pemberian naungan yang cukup serta pemanfaatan varietas kopi arabika yang tahan atau toleran misalnya; lini S795. USDA 762 dan Adnungsari 2K.