Tikus

tikus

Rattus tiomanicus

Jenis tikus menyerang perkebunan kelapa sawit adalah Rattus tiomanicus, R. argentiventer, R. diardii dan R. exulans. Dominasi jenis tikus pada pertanaman kelapa sawit seringkali didasarkan pada pertumbuhan dari tanaman tersebut. Pada saat tanaman kelapa sawit baru ditanam sampai mencapai ketinggian kurang dari 2 m, jenis tikus yang mendominasi adalah tikus sawah (R. argentiventer). Setelah tanaman mencapai ketinggian 2 m atau lebih, jenis tikus yang mendominasi berubah menjadi tikus pohon  (R. tiomanicus).

Gejala Serangan

  • Pada tanaman kelapa sawit yang baru ditanam dan tanaman yang belum menghasilkan, tikus mengerat serta memakan bagian pangkal pelepah daun, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat atau bahkan tanaman dapat mati jika keratan tikus mengenai titik tumbuhnya.
  • Pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan, tikus memakan buah, baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Pada buah yang masih muda, keseluruhan bagian (inti dan daging buah) dapat dimakan oleh tikus. Sedangkan pada buah yang sudah tua, hanya daging buahnya saja yang dimakan dengan meninggalkan serat-seratnya.

gejala_tikus

Sumber: PPKS Medan, Gejala serangan tikus pada buah kelapa sawit
  • Kerusakan oleh tikus pada kelapa sawit diperberat dengan masuknya serangga penyerbuk bunga kelapa sawit yaitu Elaedobius camerunicus. Kumbang tersebut secara nyata dapat meningkatkan persentase bunga menjadi buah, tetapi kehadirannya juga dapat meningkatkan serangan tikus karena kumbang ini merupakan sumber pakan hewani yang juga sangat dibutuhkan oleh tikus.

Pengendalian

  • Kultur teknis

Pengaturan jarak tanam. Menanam tanaman kelapa sawit dengan jarak tanam yang agak jauh bertujuan agar tajuk kelapa sawit tidak saling bersentuhan antara pohon yang satu dengan pohon yang lain, sehingga dapat menghambat pergerakan tikus antar pohon.

  • Sanitasi

Membersihkan kebun dari sampah dan kotoran terutama daun-daun tua kelapa sawit, rumput liar dan alang-alang.

  • Fisik dan mekanis

Membuat penghalang mekanis (barier) berupa seng atau aluminium yang dililitkan pada batang sehingga tikus tidak dapat memanjat pohon tersebut. Persyaratan dari cara ini adalah pohon kelapa sawit sudah cukup tinggi sehingga dapat diberikan lilitan seng selebar > 50 cm, pada ketinggian 1 m.

Selain penghalang mekanis, perangkap mati juga dapat dipasang melingkari batang kelapa sawit, sehingga dapat menjerat tikus yang coba-coba memanjat pohon tersebut. Jumlah pohon yang akan diberi perangkap mati harus diperhitungkan dari segi efisiensi dan efektifitas. Tidak perlu seluruh pohon di beri perangkap tersebut, cukup pada pohon-pohon yang ada tikusnya saja yang dapat diketahui dari monitoring sebelumnya.

  • Biologi

Menggunakan predator Burung hantu.

  • Kimiawi

Penggunaan umpan beracun dan fumigasi.

 

Sumber Pustaka

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu.Penebar Swadaya. Jakarta.

Rulianti, E. 2010. Pedoman Pengamatan dan Pengendalian OPT Penting Kelapa sawit.Ditlinbun, Ditjenbun.